Sebagian wanita memiliki semacam obsesi tersendiri terhadap ukuran tubuhnya. Tak terkecuali dengan ukuran lingkar pahanya. Banyak pula gel pelangsing beredar di pasaran khusus untuk mengurangi lingkar paha. Namun jangan salah, sebuah penelitian di Denmark menemukan bahwa lingkar paha yang kecil bisa jadi merupakan pertanda tingginya risiko kematian atau penyakit jantung. Studi yang dipublikasikan oleh British Medical Journal ini mendata lingkar paha 2.700 wanita dan pria Denmark di akhir tahun '80-an hingga tahun 2002.
Sepanjang penelitian tersebut, terdata 412 partisipan meninggal dunia, dan 403 di antaranya meninggal akibat sakit jantung. Para partisipan yang meninggal akibat sakit jantung ini memiliki lingkar paha di bawah 60 cm (23,6 inci), diukur pada bagian paha yang tergemuk, tepat di bawah paha yang diduduki.
Meski demikian, tetap saja tak ada keuntungan untuk memiliki lingkar paha yang besar. Dalam hal ini bukan mengenai "semakin besar, semakin baik", tapi kuncinya adalah ukuran paha di kisaran angka yang disebutkan di atas tadi. Namun ukuran tadi tidak mengikutsertakan variabel lain, seperti ukuran indeks massa tubuh, tekanan darah, kolesterol total dan tingkat trigliserida, merokok atau tidak, pengguna alkohol, latar belakang pendidikan, dan atau pun aktivitas fisik mereka.
Penelitian tersebut tidak mengatakan mengapa lingkar paha bisa memengaruhi kesehatan. Namun para peneliti memperkirakan bahwa inti masalahnya adalah para responden tersebut tidak memiliki otot paha, padahal otot tersebut bisa terbentuk seandainya seseorang melakukan aktivitas fisik. Jadi, semuanya kembali ke masalah kurangnya berolahraga.
Ian Scott, MBBS, FRACP, direktur kesehatan internal dan epidemiologi klinis di Princess Alexandra Hospital, Brisbane, Australia, mengatakan bahwa penemuan ini harus diteliti ulang dengan penelitian lainnya (cross check), untuk mengetahui apakah lingkar paha bisa membantu melihat kondisi kesehatan pasien atau tidak